Merenung nasib tanpa batas
Adanya sinar yang menyeruak
Membekas di hati bagai api
Menyala sunyi dalam gelapnya kehampaan
Menitik air di kedua pipi
Tak hiraukan kecambuk yang mendera
Perasaan menjadi campur aduk
Seakan nyala lilin makin meredup
Seiring perjalanan yang bergulir
Menantikepastian akan harapan nasib
Yang menimpa adanya belas kasihan
Hingga mengenang masa lalu
Terasa pahit hidup di dunia ini
gilaaaaa kasiaan semutnya hahaha
ReplyDeletekeren2 bang ^^b
hahahah..
ReplyDeletesemutnay gpp kok dit..
:)